KODE IKLAN DFP 1 Contoh Cerpen Sampaumur Misterius Cinta | kumpulan ilmu dan pengetahuan penting

Contoh Cerpen Sampaumur Misterius Cinta

KODE IKLAN 200x200
KODE IKLAN 336x280
CONTOH CERPEN REMAJA "MISTERIUS CINTA"

MISTERIUS CINTA


Sore itu awal perkenalan Nisa dengan seseorang yang tak pernah beliau duga. Kala itu sosok misterius itu tiba dalam dunianya ketika Nisa ingin membuka dunia gres untuk memulai langkahnya dalam menggapai mimpi.

Seseorang itu tak pernah beliau kenal sebelumnya. Tiba-tiba beliau tiba dengan membawa sejuta teka-teki yang penuh tanda Tanya. Akankah ini yang dinamakan takdir? Bagian dari scenario Allah yang menjadi kisah hidup Nisa? Entahlah, yang niscaya benar atau tidaknya beliau itu hanya Allah yang tahu.
Music klasik bersenandung merdu. Membawakan nada bunyi yang nikmat di dengar. Suara itu tidak lain dan tidak bukan yakni nada panggilan masuk ponsel Nisa yang tergeletak di meja. Nomor asing yang tak tahu siapa pemanggilnya. Pemilik Nomor asing itu berjulukan Haviz mantan pacar sahabat nisa sewaktu Sekolah Menengan Atas dulu.
Nisa sendiri heran dan kebingunan maksud cowo itu menelponnya, sedangkan nama itu asing baginya dan Nisa tidak merasa punya sahabat Sekolah Menengan Atas yang berjulukan Haviz. Nama yang asing dan gres beliau tahu kalau nama itu yakni pacar Mulan sahabat alumni Sekolah Menengan Atas dulu. Nisa memang tidak terlalu bersahabat dengan Mulan. Jadi, beliau tidak tahu-menahu urusan Mulan ketika Sekolah Menengan Atas dulu.
“Hallo… ini Nisa kan? Alumni Sekolah Menengan Atas Sekar Arum? Kamu sahabat dekatnya Mulan bukan?”, Tanya Haviz cowo misterius itu dengan gaya mengintrogasi Nisa.
“Ya benar ini saya Nisa. Ma’af ini siapa ya?”, jawab Nisa dengan enteng dan sedikit ingin tau alasannya yakni cowo misterius itu tahu nama dan asal sekolahku dulu.
“Nisa, kau tahu Mulan dulu penah bersahabat dengan cowo siapa saja? kini beliau bersahabat dengan siapa?”
Nisa keheranan dengan pertanyaan cowo misterius. Datang tak diundang tiba-tiba menanyakan hal absurd yang buatnya tidak bisa menjawab alasannya yakni sudah bertahun-tahun lamanya Nisa putus komunikasi dengan Mulan sesudah lulus SMA. Mungkin alasannya yakni kesibukan masing-masing yang menciptakan jarak kekerabatan dan komunikasi menjadi renggag.
“Oalllahh… ya saya tidak tahu toh. Udah usang hampir 5 th gak komunikasi sama beliau sesudah lulus SMA. Saya gak tahu-menahu urusan dia. Gak mau ikut campur persoalan orang lain. Ma’af, ini siapa ya?”, ujar Nisa.
“tuuuuuuutttttttttttttttt……”, cowo misterius itu memutus kan panggilan tanpa memberitahu namanya.
“dasar cowo aneh, sok misterius. Mana tahu saya cowo Mulan. Posesif banget jadi cowo”, Ujar Nisa sedikin Menggerutu dalam hatinya.
Tak berapa usang kemudian, cowo misterius itu memberitahukan namanya lewan pesan singkat. cowo misterius itu mengirim SMS pada Nisa menceritakan persoalan yang beliau alami dengan Mulan. Akan tetapi, Nisa tak menghiraukan isi SMS itu.
Dengan hati sedikit penasaran, nisa bertanya lewat pesan singkat, “Dari mana kau sanggup no hp ku? Kenapa kau tahu teman-temanku dan asal sekolahku?”.
“Aku sanggup no kau dari Reza sahabat sekelasmu. Ya saya tahu alasannya yakni dulu saya pernah bekerja di Sekolah Menengan Atas Sekar Arum. Aku keponakan pak Yanto guru Sekolah Menengan Atas kau dulu”, balas dia.
Panjang Lebar beliau mencurahkan isi hatinya wacana persoalan yang beliau alami dengan Mulan. Tak terasa setiap hari Nisa dan Haviz saling berkomunikasi dengan jarak yang memisahkannya. Meskipun kata beliau mengenal Nisa dan pernah melihat Nisa waktu Sekolah Menengan Atas dulu, meskipun kata beliau pernah bekerja di Sekolah Menengan Atas dulu Nisa belajar, tetapi Nisa tak pernah melihatnya apalagi mengenalnya. Mungkin saya pernah melihat dia, tapi saya tidak tahu nama dia.
Mungkin absurd dan tidak masuk akal, mungkin ini bisa dibilang sesuatu hal yang sia-sia saja alasannya yakni mencintai seseorang yang belum pernah beliau lihat dan beliau temui. Mungkin ini hanya membuang-buang waktu saja. Walaupun terkadang hati kecil Nisa merasa ragu akan kebenaran yang beliau ceritakan, tetapi entah ibarat ada sesuatu yang mengganjal di hati. Sesuatu yang membuatnya menjadi berbeda, sesuatu yang membuatnya merasa nyaman.
Tak terasa kekerabatan mereka semakin jauh, meskipun hanya lewat SMS dan Telepon. Hubungan yang mereka jalani yang dibatasi oleh jarak dan waktu. Hubungan yang tak pernah tahu bagaimana abjad satu sama lain yang sesungguhnya. Aku tak tak pernah melihatnya, tapi beliau pernah melihatku. Entah apakah beliau benar-benar mengenali Nisa atau hanya sekedar sandiwara saja.
Mungkin ini Gila dan tidak masuk akal, tapi tak bisa dielakkan lagi bahwa ini rasa yang ada di tengah-tengah bayang-bayang ilusi. Entah ini imajinasi, khayalan, atau hanya dongeng belaka, tapi ini realita yang Nisa alami.
Nisa selalu berharap semoga ini bukan sekedar mimpi belaka, tetapi beliau tiba di hadap nisa secara eksklusif untuk bisa mencicipi secara nyata. Terkadang menahan rasa rindu yang tak tentu arah dan tak niscaya itu menciptakan Nisa terasa sakit. Ingin rasanya berlari dan terbang tinggi mengepakkan sayap-sayap kegelisahan semoga sedikit-demi sedikit rasa sakit ini sirna.
Rasa sakit yang tak bisa terbalaskan alasannya yakni entah hingga kapan beliau sanggup bertahan dengan keadaan ibarat ini. Menunggu yang tidak niscaya kedatangannya untuk menampakkan diri di depan Nisa. Menanti kesepakatan yang beliau katakan kalau beliau akan tiba menemui Nisa
Terkadang keraguan tiba silih berganti menyambangi hati dan pikiran Nisa. Tak pernah lelah Nisa mencari Informasi wacana beliau pada teman-teman yang penah cowo misterius itu ceritakan. Teman itu tidak lain yakni teman-teman sekelasku dulu waktu Kelas XI. Entah mengapa banyak kejanggalan dan keraguan yang tumbuh dalam benaknya.
“Apakah beliau benar-benar ada? Apakah perasaan yang beliau ungkapkan itu benar? Apakah perasaan ini benar? Oh Tuhan, saya tak pernah tahu bagaimana sesungguhnya beliau yang sebenarnya. Tolong beri saya petunjukmu. Mungkin saya telah terjebak. Akankah ini sandiwara??”, ujar Nisa bertanya-tanya dalam dirinya sendiri.
Sudah terlalu usang Nisa menunggu dan penuh harapan-harapan kosong yang tak pasti. Terlalu usang Nisa bertaham dalam keadaan dan situasi yang menyakitkan. Terlalu lelah untuk bertahan dengan hal yang menyita waktu. Terlalu rendah mengharap sesuatu yang tak niscaya kebenaran dan keberadaannya.
***

Pohon-pohon rindang menari indah, meliuk-liuk tertiup angin yang cukup kencang. Daun-daun saling berguguran. Awan di langit tampak pekat. Hujan di sore hari ini akan turun membasahi permukaan bumi. Suasana tampak sepi. Nisa duduk sendiri menikmati alam menjelang senja.
Memandang bahari yang terbentang luas, deru ombak memecah karang,  burung-burung berterbangan bersuka ria, kapal-kapal yang saling berderet, berlayar mengelilingi bahari untuk mengais rejeki, buki-bukit yang menjulang tinggi, mentari yang mulai bersembunyi di singgahsananya, tebing-tebing yang menjadi dinding pemandangan itu terlihat cukup eksotis.
Merenung diri menikmati indahnya pantai. Ingin sekali berteriak sekeras mungkin semoga beban yang mengikat jiwa dan menyesakkan data perlahan hilang. Namun, percuma saja. Hal itu tidak sanggup menuntaskan masalah.
Biarlah saya teriak hingga memecah karang, biarlah burung-burung menertawakanku karna melihatku menangis tersedu, biarlah sang mentari mongolok-olokku alasannya yakni saya terlihat lemah dan tak perdaya oleh rasa cinta yang terus menggebu. Biarlah ombak itu menjadi saksi kesedihanku “Entah hingga kapan semua ini berakhir. Haruskan situasi, dan waktu yang akan mengakhirinya. Aku lelah dengan semua ini…”, teriaknya dalah benak Nisa.
Apalah arti cinta kalau hati selalu terluka. Apakah ada yang istimewa dari kata cinta? Kenapa saya harus mengenal cinta kalau hanya untuk main-main saja? Nisa terlihat tak berdaya. Dia duduk sendiri dengan wajah lusuh, air matanya selalu setia menemani kesendiriannya.
Kartika sebagai kakaknya hanya sanggup membisu melihat sahabatnya dari kejauhan. Melihat adik kesayangannya terus menangis dengan mata yang terlihat merah, wajah yang penuh kabut pekat, dan sorotan matanya yang terlihat tanpa semangat. Rasa iba timbul di hati Kartika ketika melihat sahabatnya terlihat terpuruk.
“Nisa, bersandarlah di pundak abang ini. Teruslah kau menangis kalau itu membuatmu sedikit tenang, teruslah berteriak kalau itu menciptakan bebanmu menjadi berkurang. Tapi, janganlah kau berlarut-larut dalam keterpurukan. Ayo bangkitlah sayang.. kau sahabatku yang sangat tegar. Kau niscaya bisa melewatinya. Ingatlah masa depan kita masih panjang. Haruskah kita terpuruk hanya alasannya yakni cinta??”, ujar Kartika yang mendekatinya dan duduk bersama di samping Nisa.
“Kak… tolong aku… kenapa jadi ibarat ini??”, ujar Nisa sembari menitihkan air mata.
“sudahlah dik. Semuanya sudah jelas. Dia tak pantas untuk kau pertahankan. Kalau memang beliau sungguh-sungguh denganmu niscaya beliau akan tiba padamu, beliau niscaya akan menepati janjinya”, ujar Kartika memeluk adik manisnya itu.
“Iya kemudian harus hingga kapan saya menunggu yang tidak pasti. Terlalu usang saya menunggu. Aku lelah dengan semua ini. Aku tidak mengerti apa beliau benar-benar serius denganku atau hanya untuk main-main saja. saya merasa beliau menghubungiku kalau beliau merasa sepi, jenuh, dan membutuhkanku. Dia tak pernah mau peduli dengan keadaanku. Aku tak mengerti lagi dengan semua ini. Ingin kuakhiri semua ini, tapi tidak bisa. Aku harus bagaimana”, jawab Nisa dengan kepala menunduk. Seakan-akan beliau tak kuasa menahan lara di hatinya.
“jika kau bertanya padaku harus bagaimana, saya tak bisa menjawabnya. Nisa, lihatlah aku. Hanya dirimulah yang mengerti diri kau sendiri. Buat apa dipertahankan kalau memang semuanya itu hanya menyakiti diri kau sendiri. Kamu harus bisa bangkit, Nisa. Lupakanlah dia. Biarlah tangan Allah yang membawanya di hadapanmu nanti”, jawab Kartika.
“Jadi menurutmu, saya harus move On dari dia? Apakah saya bisa? Sebenarnya, sudah berkali-kali saya coba bahkan dengan banyak sekali cara saya lakukan semoga saya bisa berhenti untuk berpikir tentangnya, tapi apa yang terjadi itu membuatku semakin terluka. Semakin saya memaksakan diri untuk melupakannya, semakin hatiku mendesak untuk berpikir tentangnya. Aku tak mengerti lagi”, ujar Nisa dengan tatapan kosong.
“hai Nisa, lihatlah kapal-kapal yang sedang berlayar di tengah bahari sana! Lihatlah dengan penuh keibaan! Dia tegar, berpengaruh melawan arus, menerjang oimbak, bahkan beliau tidak memikirkan risikonya yang terjadi nanti di tengah bahari sana. Itu beliau lakukan demi istri dan anak-anaknya. Dik, kau masih muda, masih punya banyak mimpi yang harus kau kejar dank au raih. Haruskah waktumu kau habiskan untuk pria yang telah membuatmu terluka?”, Tanya abang dengan raut wajah yang penuh iba dan nrimo menasihati adik kesayangannya.
“ya kak, Nisa mengerti sekarang. Nisa keliru selama ini. Nisa salah alasannya yakni tak mau mnuruti pesan yang tersirat kakak. Dulu abang penah bilang untuk tidak ters-terusan menanggapi dia, tapi saya bersikukuh dengan sikapku yang pada balasannya buatku terluka sendiri. Terima kasih kak, sidah setia menasihatiku dan menemaniku kala saya terpuruk”, ujar Nisa.
“ya sama-sama adikku sayang.. sudahlah tidak ada yang perlu disesali. Yang terpenting kini kau harus bangkit. Buka lembaran baru. Kau kejar mimpimu itu setinggi-tingginya. Jadilah anak yang membanggakan orang renta dan kakak. Buktikanlah pada dunia kalau kau bisa menaklukan dunia. Sudah, hapus air matamu itu!”, ujar Kak Kartika meyakinkanku untuk tetap semangat dan tegar.
Sekeras-kerasnya hati kakak, tak pernah meninggalkan adik kesayangannya dalam kesulitan, ketika dihinggapi dengan kekecewaan, bahkan dalam keadaan terpuruk sekalipu. Dialah selalu setia ada untuk Nisa. Dialah selalu setia memayunginya ketika hujan tornado mengguyur sekujur tubuhnya.
***

Satu tahun lamanya tidak terasa Nisa Move On dari cowo misterius itu. waktu yang membawa Nisa untuk melupakan semua hal wacana beliau berhenti mengharap sesuatu yang penuh kepalsuan dan ketidakpastian.

Karya : Mike Azminatul Khayatika, S.Pd.
----
KODE IKLAN 300x 250
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE IKLAN DFP 2
KODE IKLAN DFP 2